Sabtu, 09 Juli 2011

HUBUNGAN PENGGEMBALAAN DENGAN PELAYANAN GEREJA

Penggembalaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas-tugas dan pelayanan gereja. Maka penggembalaan memiliki kaitan atau hubungan untuk saling melengkapi dalam usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan gereja, sehingga dengan demikian gereja bisa mandiri dan menjadi gereja Misioner.
1.    Penggembalaan sebagai pemberitaan firman (Marturia)
Penggembalaan (pendampingan pastoral) adalah suatu jawaban terhadap kebutuhan setiap orang akan kehangatan, perhatian penuh, dukungan, dan penggembalaan (pendampingan).  Konseling pastoral adalah ungkapan pendampingan yang bersifat memperbaiki (reparatif), yang berusaha membawa kesembuhan bagi orang baik anggota dari gereja maupun dari anggota persekutuan lain yang sedang menderita gangguan fungsi dan kehancuran pribadi karena krisis. Sehingga pelayanan pendampingan dan konseling jemaat mempunyai misi yang menjangkau baik ke dalam maupun ke luar, dimana pun orang membutuhkan pertolongan. Dengan meningkatnya terus indeks kekacauan (dissoganisasi) pribadi dan sosial, nytalah bahwa besarnya kebutuhan untuk  pelayanan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Penggembalaan sebagai pemberitaan Injil atau marturia adalah mengacu kepada imamat am orang percaya (1 petrus 2), karena pada hakekatnya semua orang percaya adalah pelayan-pelayan yang ditugasi Kristus.
Penggembalaan sebagai pemberitaan firman merupakan bagian dalam pelayanan yang harus dilaksanakan oleh gereja dalam mewujudkan misinya di dunia ini (matius 28:19-20). Dan dalam pemberitaan itu tidak hanya di tujukan kepada golongan tertentu tetapi keada seluruh manusia yang ada di bumi ini.


Tanggapan terhadap penggembalaan sebagai pemberitaan Firman (marturia) adalah bahwa pelayanan pastoral sebagai pemberitaan firman adalah satu-satunya bentuk pelayanan pastoral yang benar-benar melayani injil sebagai berita dari presensia dan aktifitas Allah yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus. Isi pelayanan pastoral ini adalah pengampunan dosa. Selain dari pada itu, pelayanan pastoral juga berarti  pemeliharaan jiwa yaitu pemberitaan firman kepada anggota jemaat sebagai individu (orang-seorang), yang berbentuk percakapan antara dua orang yaitu pastor dan anggota jemaatnya. Disisi lain pemberitaan firman ini juga merupakan suatu pertemuan antara Allah dan manusia yang menjurus kepada fungsi mandiri dari Gereja.

2.    Penggembalaan sebagai usaha konseling
Inti pelayanan ini adalah pelayanan pastoral sebagai pemberi bantuan atau menguatkan. Anton T.  Boisen menganjurkan betapa pentingnya bagi pastor “untuk belajar membaca” orang yang bergumul dengan kesusahan dan penderitaan sebagai suatu “dokumen manusiawi yang hidup”.
Tanggapan tentang penggembalaan sebagai usaha konseling adalah konseling pastoral merupakan usaha yang dijalankan oleh pastor untuk membantu orang, agar ia dapat menolong dirinya sendiri (oleh proses perolehan pengertian tentang konflik-konflik batiniahnya).
Penggembalaan sebagai usaha konseling ini dapat dilakukan konselor kepada   orang yang berduka karena orang yang berduka dapat mempunyai perasaan-perasaan atau emosi-emosi problematis yang berkaitan dengan kehilangan yang ia derita. Orang yang berada dalam kedukaan, dapat juga mempunyai perasaan-perasaan atau emoso-emosi problematis yang berkaitan dengan dirinya sendiri, umpamanya: perasaan bersalah.
Pelayanan konseling ini juga dapat dilakukan kepada orang yang menderita depresi, orang cacat, kepada orang yang bunuh diri, kepada orang yang melakukan masturbasi serta pelayanan konseling kepada orang-orang yang meringkup dalam penjara, dan banyak lagi bentuk pelayanan konseling yang lain’
Penggembalaan sebagai usaha konseling harus memahami dan melakukan suatu percakapan antara konselor dengan kliennya. Ada beberapa tahap-tahap yang harus dilakukan dalam percakapan pastoral yaitu :
1.    Tahap permulaan: bagaimana memulai suatu percakapan pastoral.
-pertanyaan-pertanyaan yang tertutup
-pertanyaan-pertanyaan yang sugetif
-pertanyaan-pertanyaan yang meminta alasan
-pertanyaan-pertanyaan yang terbuka
2. Tahap pertengahan: bagaimana memimpin suatu percakapan pastoral:
-Mengakseptasi
-Menolak
-Menyetujui
-langsung
-Tidak langsung
3. Tahap penghabisan: bagaimana mengakhiri suatu percakapan pastoral
Mengakhiri suatu percakapan pada waktu yang telah ditetapkan. Memang tidak mudah, karena bagi mereka sulit sekali untuk berpisah dengan partner percakapan mereka dan mengakhiri suatu percakapan. Hal ini berlaku bagi anggota jemaat ataupun pastor.
3. Penggembalaan sebagai usaha pembinaan persekutuan (koinonia)
            R. Soedarmo mengatakan: koinonia berasal dari bahasa yunani yaitu persekutuan. Dalam pelayanan pastoral bahwa manusia di ciptakan Allah sebagai mahkluk yang hidup dalam berbagai-bagai relasi dengan sesamanya manusia. Dalam PB dikatakan manusia yang diselamatkan oleh Kristus dan yang kita layani dalam pastoral ialah bukan individu yang hidup dalam isolemen, tetapi oanggota dari jemaat Yesus Kristus.
Tanggapan tentang penggembalaan sebagai usaha pembinaan persekutuan (koinonia) adalah Banyak orang berpendapat bahwa pelayanan ini termasuk pada pekerjaan pembangunan jemaat dan bukan pada pelayanan pastoral. Pendapat ini tidak benar! Pelayanan pastoral bukan saja tidak dapat dipisahkan dari diakonia, ia juga tidak dapat dipisahkan dari koinonia. Maksud pelayanan pastoral ialah memperbaiki hubungan yang terganggu atau yang rusak itu, supaya anggota jemaat yang bersangkutan mendapat kembali tempatnya dalam persekutuan itu, Sehingga ia dapat berfungsi lagi sebagai anggota tubuh Kristus. Kita lihat, bahwa antara pelayanan pastoral dan persekutuan terdapat suatu hubungan yang sangat erat. Pelayanan ini adalah suatu tugas yang paling penting dari gereja. Terutama pada waktu ini ia meminta perhatian kita yang sepenuhnya.
4. Penggembalaan dalam bentuk diakonia
Penggembalaan dalam bentuk diakonia adalah merupakan bagian tri tugas gereja itu sendiri. Kata diakonia berasal dari bahasa yunani yang artinya pelayanan. Gereja-gereja diharapkan tidak sekedar sebagai rumah rohani bagi anggota-anggotanya, tetapi harus berfungsi sebagai “persekutuan-persekutuan (komunitas) pelayan di jalan Yeriko modern.
Tanggapan tentang penggembalaan  dalam bentuk diakonia adalah Pelayanan ini sebenarnya bukan pelayanan yang baru. Ia telah kita sebut dan jelaskan waktu kita berbicara tentang pelayanan pastoral sebagai pemberian bantuan. Salah satu diantaranya ialah , bahwa pelayanan pastoral bukan saja erat hubungan dengan koinonia, tetapi juga dengan diakonia. Teoritus hal ini diketahui oleh gereja-gereja kita. Tetapi dalam praktik pelayanan ,mereka lebih banyak melakukan dalam bentuk verbal dan kurang sekali dalam bentuk perbuatan (diakonia) karena mereka harus benar-benar berfungsi sebagai persekutuan-persekutuan pelayanan bagi mereka yang membutuhkan. Selain dari pada pemberita-pemberita dan pastor-pastor, gereja-gereja juga membutuhkan dalam pelayanan mereka diaken-diaken sebagai “Komponis-komponis persekutuan”.